Sabtu, 03 Oktober 2020

PT Kontak Perkasa Futures Bandung

PT Kontak Perkasa Futures Bandung


Harga minyak acuan turun hampir 1%, WTI kembali ke level US$ 38 per barel

Posted: 01 Oct 2020 07:26 PM PDT

 

PT KP PRESS - Harga minyak mentah kembali ambruk di awal perdagangan hari ini. Kenaikan produksi minyak mentah yang terjadi di tengah pandemi Covid-19 yang memburuk mengancam permintaan bahan bakar. Jumat (2/10) pukul 08.45 WIB, harga minyak mentah Brent kontrak pengiriman Desember 2020 turun 36 sen atau 0,9% ke US$ 40,57 per barel. Pada sesi sebelumnya, Brent sudah jatuh lebih dari 3%.

KONTAK PERKASA FUTURES - Serupa, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman November 2020 juga ambles 36 sen atau 0,9%  ke US$ 38,36 per barel. Pada Kamis (1/10), WTI ditutup melemah hampir 4%. Kini harga minyak WTI menuju penurunan hampir 5% di minggu ini, sementara Brent berada di jalur penurunan lebih dari 3%.  "Fundamental minyak tidak menggembirakan karena pasokan meningkat dan prospek permintaan terlihat suram," kata ANZ Research dalam catatan yang dikutip Reuters.  

PT KONTAK PERKASA - Survei Reuters memperlihatkan, peningkatan pasokan minyak mentah dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) membebani pasar karena produksi September naik 160.000 barel per hari (bpd). Peningkatan ini terutama disebabkan oleh lebih banyak pasokan dari Libya dan Iran. Kedua anggota OPEC yang dibebaskan dari perjanjian untuk menahan produksi antara OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia - sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +.

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Produksi Libya telah meningkat lebih cepat dari perkiraan para analis dengan pelonggaran blokade oleh Tentara Nasional Libya, yang mencoba untuk mengambil kendali ibu kota dan terutama berbasis di bagian timur negara itu, di mana banyak fasilitas minyak berada. Produksi minyak mentah dari Libya telah meningkat menjadi 270.000 barel per hari karena negara itu meningkatkan aktivitas ekspor, sumber minyak Libya mengatakan kepada Reuters. 

Kasus Covid-19 baru di seluruh dunia telah meningkat menjadi lebih dari 34 juta, hampir 2 juta lebih banyak dari pada akhir pekan lalu, berdasarkan penghitungan Reuters. Minggu ini menandai tonggak kematian yang suram melebihi 1 juta dan beberapa negara memperketat pembatasan dan mempertimbangkan penguncian saat infeksi semakin cepat, yang memicu kekhawatiran tentang dampaknya terhadap permintaan bahan bakar. 

Source : kontan.co.id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar