Jumat, 21 Januari 2022

Wall Street Kembali Tergelincir, Nasdaq Ditutup Ambles 1,3%


 

PT KP PRESS - Wall Street belum mampu bangkit walau sempat menguat di awal sesi. Aksi jual besar-besaran yang terjadi di akhir sesi membuat seluruh indeks utama kembali ditutup melemah. Kamis (20/1), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 313,26 poin atau 0,89% menjadi 34.715,39, indeks S&P 500 melemah 50,03 poin atau 1,10% ke 4.482,73 dan indeks Nasdaq Composite ambles 186,24 poin atau 1,3% ke 14.154,02. Dari 11 sektor utama pada indeks S&P 500, 10 sektor berakhir melemah. Pelemahan terdalam terjadi pada sektor konsumer yang anjlok 1,9%. 

KONTAK PERKASA FUTURES - Sedangkan sektor utilitas sukses naik tipis 0,1%. Di sepanjang tahun 2022, indeks S&P 500 sudah turun hampir 6%. Sementara oitu, indeks Nasdaq terus tertekan aksi jual. Indeks yang berisi saham sektor teknologi berat ini sudah jatuh hampir 12% dari rekor tertinggi yang dicetak di November lalu dan kini berada di posisi terendah sejak Juni 2021. "Tampak ada kurangnya keyakinan," kata Randy Frederick, Vice President of Trading and Derivatives di Charles Schwab. "Para investor sempat masuk, tapi kemudian mereka kehabisan momentum," lanjut dia. Baca Juga: Wall Street Dibuka Menghijau, Membawa Optimisme yang Lebih Tinggi Hal serupa terjadi pada saham sektor pertumbuhan yang terseret koreksi tajam saham Peloton Interactive. 

PT KONTAK PERKASA - Saham produsen sepeda olahraga itu ambles 24% setelah CNBC melaporkan bahwa perusahaan menghentikan produksi produk kebugaran terhubungnya karena permintaan berkurang dan perusahaan berupaya mengendalikan biaya. Padahal, Peloton adalah salah satu andalan dari saham yang diuntungkan dengan kebijakan tetap di rumah pada tahun 2020. Setelah bel, saham Netflix juga turun tajam karena perusahaan gagal memenuhi perkiraan Wall Street untuk pelanggan baru pada akhir tahun lalu. Terlebih, Netflix juga memperkirakan kinerja awal di 2022 lebih lemah. Saham telah memulai dengan awal yang sulit pada tahun 2022, karena kenaikan cepat dalam imbal hasil US Treasury. 

PT KONTAKPERKASA FUTURES - Di saat yang sama, kekhawatiran Federal Reserve akan menjadi agresif dalam mengendalikan inflasi terutama memukul saham teknologi dan pertumbuhan. "Saya hanya berpikir kita berada di semacam periode sulit untuk bulan Januari," kata Peter Tuz, President di Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia. "Valuasi tinggi, suku bunga naik, prospeknya suram - ada lebih banyak yang perlu dikhawatirkan sekarang daripada beberapa bulan lalu," tegas dia. Baca Juga: Kinerja Ciamik, Laba Bank of America Melesat 30% di Akhir 2021 Investor juga beralih ke laporan pendapatan kuartal keempat saat mereka mulai masuk. 

Pada sesi ini, saham Travelers Cos berhasil naik 3,2% setelah perusahaan asuransi properti dan korban melaporkan mencatat laba kuartalan. Setali tiga uang, saham Baker Hughes naik 1,6% setelah perusahaan melaporkan laba kuartalan yang disesuaikan dan melampaui ekspektasi pendapatan analis karena harga energi yang lebih tinggi memicu permintaan untuk peralatan dan layanannya. Data pada hari Kamis menunjukkan jumlah orang Amerika Serikat (AS) yang mengajukan klaim baru untuk pengangguran naik di minggu lalu. Pada analis menyebut hal tersebut terjadi karena gelombang musim dingin infeksi Covid-19 mengganggu aktivitas bisnis.

 

 

 

Sumber : PT KP Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar